LEBIH DARI SOAL CINTA (Curhatan 6 bulan lalu) *Nemu
Lebih dari soal cinta.
Ketika terlalu mencintai seseorang dan kemudian datang rasa benci maka bencinya itu melebihi kadar cinta sebelumnya, ini yang aku rasakan.
Aku tau yang aku lakukan ini salah. Tapi aku tidak sedang mencari kebenaran. Aku sedang mencari ketenangan hati yang tidak aku dapatkan di semester- semester ini. Aku pengen curhat dengan kejujuran hatiku, ini lebih dari soal cinta biarlah orang lain yang menilai. Kegundahan hatiku berangkat dari pertanyaan yang sepele. KENAPA AKU PINDAH DARI KONTRAKAN?. Aku juga yanti pindah kontrakan, itu yang dipikirkan semua orang. Ana menetap disitu dan bla bla blaa.
Aku, yanti, dan ana. Mereka sahabat bahkan saudara lebih
tepatnya. Aku ingin menangis ketika mengenang mereka. Mengenang kita. Sekarang
semuanya hancur berantakan. Kita sudah tidak ada lagi. Lalu siapa yang salah?
Semuanya pasti salah, pasti punya kontribusi kesalahan. Setiap kalian pasti
punya alasan untuk memilih mengakhiri hubungan ini, ini lebih dari soal cinta.
Aku bingung, aku jujur, aku bukan pergi tapi aku terusir.
Aku merasa ada yang tidak beres dengan ana, sutep, yank apalah nama panggilan
untuknya. Lebih gila lagi bahkan aku ingin sekali bertemu peramal, dukun atau
apa saja yang bisa membaca pikirannya , aku Cuma ingin tau apa yang sebenarnya
ia pikirkan, ASTAGA.
Bang idhar Tanya Kenapa aku sama yanti pindah kontrakan?
Kalian ini jauh- jauh dari lampung tapi disini malah konflik, harusnya kalau
ada teman yang kekurangan itu dibantu bukannya malah gitu”. Eh bukan Tanya bang itumah menghakimi. Kenapa
si gak Tanya ‘ sebenernya ada apa, cerita kenapa sampe begitu pasti ada masalah
besar.
Yank (panggilanku ke ana), sekarang kamu itu, aku takut sama
kamu, kamu itu mengerikan setelah peristiwa ini. Aku merasa yang sekarang itu
bukan kamu. Mungkin roh halus, jin, atau apalah yang jahat- jahat. Kamu dulu
kebanggaanku kamu dulu motivatorku, aku semangat S2 itu karena semangatmu. Aku
dulu respect sama kamu. Tiap aku pulang kerumah, kamu yang paling sering aku
ceritain ke mamakku, aku punya sahabat cantik, hangat, Dewasa, baik, supel,
pinter, peduli, penyemangat, aku bangga bisa kenal sama kamu.
Tapi sekarang?. Aku Cuma bisa bilang itu dulu.
Harapanku bareng sama kamu itu karena aku pikir kamu dewasa.
Kamu gak inget dulu kita diskusi berdua, dulu kita khawatir sama yanti yang gak
dewasa, gampang nangis. Aku pikir kita bertiga bisa bertahan sampai akhir itu
karena kamu penengah kita. Karena kamu lah yang paling dewasa. Aku yang
tersinggungan gampang marah dan yanti yang lembut gampang nangis dan kamu yang
dewasa yang peduli. Sekarang setiap melihat wajah kamu yang tergambar Cuma
wajah penuh dendam, wajah amarah, wajah penuh ambisi dan penuh kelicikan. Aku
takut.
Sekarang rasanya semua yang kamu lakukan itu gak matching
sama yang kamu perbuat. Rasanya seperti dikhianati. Ketika kita dalam kondisi
gak baik dan kamu bisabisanya bilang kita baik- baik saja kemudian kamu bilang
kita ini saudara. Rasanya itu pengen BANTING meja.
Ini peristiwa- peristiwa yang aku rasakan dan menggambarkan
rasa tidak terimanya aku. rasa respect yang dulu melambung tinggi kini habis
sudah.
1.
Waktu kita baik baik saja, waktu yanti pulang
lampung dan kita berdua di kontrakan. Kita pernah punya komitmen. Apapun yang
terjadi kita ini keluarga. Permasalahan apapun harus diselesaikan bareng. Kamu
nunjukin apa apa saja yang gak kamu suka dan aku juga menunjukan semua hal yang
gak aku suka. Aku masih inget aku pernah kasih ide, kenapa kita gak sendiri-
sendiri aja kost nya, aku takut kita ada masalah. Terus kamu jawab kamu
yakinkan aku kalo kita ini udah gede udah dewasa gak mungkin ada masalah aneh-
aneh. Kalo emang kita niat sendiri- sendiri, kalo dulu misal kamu sama yanti
gak kuliah disini aku lebih milih tinggal kerumah pakdeku di tembalang. Kamu
juga bilang kamu pernah dinasehati bude mu yang paranormal itu kalo kita ini
pasti ada masalah nanti karena kita bertiga, ganjil itu bahaya. Aku semakin
ingin kita pisah kost tapi kamu mengulang dan kamu meyakinkan kita ini udah
dewasa dan kita akan baik baik saja. Aku inget kata- kata itu mungkin sampai
akhir hayatku yank.
Kenyataanya bener kan yank. Sekarang kita pisah dan kamu,
kamu tetap disitu gak pindah di tembalang. Jujur aku menyesal kenapa gak dari
dulu aku pindah, saat hubungan kita benar- benar baik. Aku jamin sekarang
hubungan kita masih hangat kaya dulu. Gak ada gunanya menyesal di akhir. to be continue...
Komentar
Posting Komentar