HIDUP TAK SESUAI EKSPEKTASI

EKSPEKTASI!!!


Sering banget denger kata itu, orang bilang ekspektasi artinya harapan yg besar akan suatu hal entah apapun itu.aku baru ngerasa sewaktu kecil gak pernah punya harapan yg besar, gak pernah ada motivasi berekspektasi bahkan rasanya takut untuk menghadapi hari esok.

 yakin aja diri ini gak akan pernah jadi siapa- siapa, psimis tingkat kingkong, cuman bisa terus bergatung sama orang, ujungnya diremehin, dikecewain, dilicikin sama lingkungan, bahkan pernah ngompol waktu kecil krn saking takutnya minta ijin untuk kekamar mandi hhaaaa ohh my Lord!!!! itu peristiwa bersejarah terpuruk dalam menghadapi kehidupan ini, hhaaa ☺☺☺

semua orang disekitar ibarat monster yg akan ngunyah badan ini hidup- hidup, aku ketakutan. ngerasa aja gk punya hari esok apalagi punya ekspektasi hidup


Hidupku berubah saat kelas 3 SMP dan saat itulah udh bisa berekspektasi, mulai ngerasa dibutuhin,ngerasa bisa ini itu, mulai ngerasain pujian dan suport, ngerasa punya potensi walaupun gak besar, mulai punya target untuk masuk SMA Favorit, mulai merasa kalo diri ini gak "berbeda" dengan orang- orang sekitar, aku  sangat bersyukur...

masa SMA adalah masa sulit dan kehilangan harapan.

udh keterima di SMA pilihan ternyata hidup tak berubah banyak, saat itu gak punya gambaran mau dibawa kemana kehidupan ini, parahnyaa,, gak ada kepikiran mau kuliah atau mau ngelakuin hal yg hebatt, selalu takut untuk berekspektasi. hidup ini sangat biasa aja dan gk ada menarik- menariknya. jujur aku  menyesall ,,

klimaks hancurnya kehidupan adalah setelah lulus SMA, gak ada gambaran yg indah- indah tentang masa depan setelah gagal SNMPTN, segitu banget orang- orang saat itu mendewakan kuliah di PTN sampe ngejudge siapa saja yg gagal *miriss.. yg keterima adalah orang yg hebat dan berhak sombong sementara yg gak keterima dianggap bodoh, aku masih inget banget cuma bibiku yg suport dan gk ngeremehin,, thanks Tuhaan 

Saat- saat kuliah mulailah sadar untuk berekspektasi tentang kehidupan yg indah, hidup ini mulai membaik.. saat itu membayangkan akan menikah usia 22 dengan suami yg baik hati dan romantis, kerja jadi guru dan hidup di kampung,, super standarr ,,, 

Finally,, Hidup tak sesuai ekspektasi


saat ini semuanya bergerak tak seperti dulu, setelah lanjut kuliah di Semarang ngerasa inilah titik balik kehidupan, hidup ini terasa jadi betul- betul hidup, banyak hal terasa seperti mimpi tapi ternyata nyata, punya teman- teman yg hebat tapi sangat peduli dan baik hati, merasakan hidup yg dihargai, bisa mengunjungi banyak tempat dan bertemu dengan orang- orang baru yg inspiratif, so,, how  a wonderful my life,,,,mungkin ini namanya menang lotre,,,, 

inget banget dulu mau ke Jakarta harus nangis- nangis dulu tp sekarang malah kerja dekat Jakarta, kebayang rasanya di Bogor yg orang bilang kota Hujan pingiiin banget kesana tp sekarang gampang banget bisa bolak balik dan sepuasnya menikmati udara bogor.

kalo orang  lain ngerasa hidup gue gak berubah dan masih bikin repot pluss nyusahin orang tua totally salah besar, hidupku emang tak seperti ekspektasiku tapi justru jauh diatas ekspektasi, hubungan dengan orang tua semakin hangat dan dekat jauh lebih berkualitas dibandingkan dulu, walaupun kita gak kaya tapi hidup kita sudah cukup baik dan banyak nikmatnya.

siapapun boleh menilai kalo kebahagiaan hidup itu tolak ukurnya adalah harta/ uang, itu sah ah aja toh kita juga gak bisa hidup tanpa uang. tapi kebanyakan orang yg berfokus pada uang, uang, dan uang justru cenderung tidak menghargai apa- apa selain uang, menilai bahwa usaha apapun yg tidak menghasilkan uang maka semuanya sia sia,, so poor them. 

KALO TOLAK UKUR KEDUA ORANG TUAKU ADALAH UANG MAKA AKU TAK MUNGKIN BISA SEBAHAGIA SEKARANG!

uang itu rejeki tapi rejeki bukan hanya uang. kalo fokus kedua orang tuaku cuma uang maka aku mustahil bisa kuliah sampai sarjana,, kuliah sarjana di swasta terlalu mahal untuk ukuran kedua orang tuaku yg miskin, pasti mereka akan maksa aku untuk lebih baik langsung kerja aja bisa menghasilkan uang daripada kuliah yg menghabiskan uang.  nyatanya... aku bisa lulus sarjana dengan lancar, bahagia dan berkah,, ditambah lagi setelah lulus sarjana aku bisa melanjutkan untuk ambil magister di Semarang dengan keterbatasan dana orang tua, kuliahku lancarr dan luluss dengan sangat memuaskan. semuanya pakai uang tapi sungguh tidak bisa dihitung matematikanya,, semua yg mustahil jadi sangat mungkin ketika niat kita baik  maka Allah akan membukakan pintu rejeki.


bagi orang lain aku biasa aja dan layak dibully bahkan belum ada yg bisa dibanggakan krn belum punya apa- apa/ belum punya uang,, tapi bagiku hidupku diluar ekspektasiku,, aku sangat bahagia dan bersyukur dengan hidupku yg sekarang.

maka jangan pernah bandingkan dirimu dengan orang lain, bandingkan kamu dengan dirimu sendiri, ketika hidupmu semakin hari semakin lebih baik di hari berikutnya maka kamu sudah berhasil.







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kangen solo… yuk piknik murah di lereng lawu

Menantang gravitasi bumi (puncak goldenrise sikunir)

ALHAMDULILLAH AKU HAMIL…